Selasa, 12 Juni 2012
Aby Cihuyhua: Percobaan Fisika Elastisitas
Aby Cihuyhua: Percobaan Fisika Elastisitas: PERCOBAAN V “ ELASTISITAS “ DISUSUN OLEH : MUHAMMAD TANTAWI JAUHARI ( E1Q 011 027 ) ...
Rabu, 06 Juni 2012
Percobaan Fisika Elastisitas
PERCOBAAN
V
“
ELASTISITAS “
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD TANTAWI JAUHARI ( E1Q 011 027 )
PUTU AYU SUCI
LESTARI ( E1Q 011 033 )
PUTUT BAYUAJI ( E1Q 011 034 )
REFANIA FEBRIANI ( E1Q 011 035 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2011
PERCOBAAN V
ELASTISITAS
A.
Pelaksanaan
Praktikum
1.
Tujuan percobaan : 1. Mampu
memahami hukum hooke.
2. Dapat menentukan nilai
tetapan pegas dari hasil percobaan.
2. Hari,
tanggal : Jumat, 25
November 2011
3. Tempat : Laboratorium Fisika
FKIP Universitas Mataram
B.
Landasan
teori
Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk
kembali ke bentuk awalnya setelah gaya luar di hilangkan. Sebuah benda
dikatakan elastik sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk di hilangkan.Banyak benda
yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai depormasi yang terbatas disebut limit
elastiknya,dan apabila gaya-gaya dihilangkan
, maka benda tersebut tidak kembali kebentuk semula . Beberapa bahan mendekati
sifat tidak elastik sempurna dan menujukkan
tdak ada kecenderungan untk kembali kebentuk semula setelah gaya
dihilangkan. Bahan ini disebut bersifat pelastik .Sebenarnya perbedaan antara
sifat elastik dan pelastik. Hanyalah terletak pada tingkatan dalam besar atau
kecilnya deformasi yang terjadi.Anggap saja benda-benda ini bersifat homogen
dan isotropik.Homogen berarti pada setiap bagian benda mempunyai kerapatan sama.Sedangkan isotropik artinya
pada setiap titik pada benda mempunyai sifat-sifat fisis sama kesegala
arah(Ganijanti Aby Sarojo, 2002:318).
Jika besar perpanjangan δx lebih kecil
dibandingkan dengan panjang benda, eksperimen menunjukkan bahwa δL sebanding dengan
berat atau gaya yang diberikan pada benda. Perbandingan ini dapat kita tuliskan
dalam persamaan:
Di sini F menyatakan gaya yang
menarik benda, δL adalah perubahan panjang dan k adalah konstanta pembanding.
Ternyata persamaan tersebut berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi
sampai tulang, tetapi hanya sampai suatu batas tertentu. Karena jika gaya
terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya patah. Ternyata untuk
gaya yang sama, besar regangan sebanding dengan panjang awal dan berbanding
terbalik dengan luas penampang lintang. Yaitu; makin panjang benda makin besar
pertambahan panjangnya untuk suatu gaya tertentu; dan makin tebal benda
tersebut, makin kecil pertambahan panjangnya(Giancolli, 2001:299).
Tegangan (stress) atau gaya
pendeformasi persatuan luas menghasilkan regangan (strain) atau deformasi
satuan. Spesimen bersangkutan berdeformasi secara permanen pada waktu tegangan
sama dengan kekuatan luluh material atau bahan. Baja patah ketika tegangan sama
dengan kekuatan batas material. Pada rentang rekayasa teknik tegangan dan
regangan sebanding satu sama lain (David Halliday, 2009:505).
C.
Alat dan
Bahan
1. Alat
a. Statif 1
set
b. Penggaris
kayu 1 m 1
buah
c. Mistar
100 cm 1
buah
d. Pegas 1
buah
e. Micrometer
sekrup 1
buah
2. Bahan
a. Beban
gantung 1
set
b. Kertas
grafiks secukupnya
c. Tali secukupnya
D.
Cara
Kerja
1. menyusun
peralatan seperti pada gambar;
2. menggantungkan
beban mula-mula (m0) sedemikian sehingga pegas teregang baca
kedudukan jarumnya (l0);
3. menambahkan
beban menjadi (m) dan mencatat pula kedudukan jarum (l);
4. mengulangi
kegiatan di atas dengan setiap kali memperbesar beban dan mencatat kedudukan
jarum penunjuknya;
5. mencatat
hasilnya dalam tabel pengamatan;
6. membuat
kurva yang mengatakan hubungan antara δF dengan δL.
E.
Hasil
Pengamatan
1. Tabel
a. Menggunakan
pegas A
No
|
Beban
(m)
(kg)
|
m-m0
(kg)
|
δF=(m-m0)
g (N)
|
L
(m)
|
δL=l-l0
(m)
|
1
|
0,05
|
0,05
|
0,49
|
0,127
|
0,007
|
2
|
0,1
|
0,1
|
0,98
|
0,215
|
0,095
|
3
|
0,15
|
0,15
|
1,47
|
0,313
|
0,193
|
m0= 0 kg g= 9,8 m/s2 l0=
0,12 m
b. Menggunakan
pegas B
No
|
Beban
(m)
kg
|
m-m0
(kg)
|
δF=(m-m0)
g (N)
|
L
(m)
|
δL=l-l0
(m)
|
1
|
0,05
|
0,05
|
0,49
|
0,166
|
0,05
|
2
|
0,1
|
0,1
|
0,98
|
0,205
|
0,089
|
3
|
0,15
|
0,15
|
1,47
|
0,358
|
0,242
|
m0= 0 kg g= 9,8 m/s2 l0=
0,116 m
2. Gambar/Grafik
Kurva hubungan antaraa δF dengan δL
F.
Hasil
Pengamatan
1. Untuk
Pegas A
A. Menentukan
Konstanta Pegas
1. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,12 m
m1 :
0,05 kg
l1 :
0,127 m
Ditanya :
F1 = ...?
δL1 = ...?
k1 = ...?
Jawab :
F1 = (m1-m0)
g
= (0,05-0)
9,8
= 0,05.9,8
=0,49 N
δL1 = l1-l0
=
0,127-0,12
= 0,007 m
k1 = /m
Jadi, dari data pertama untuk pegas A kita
mendapatkan 70 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
2. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,12 m
m2 :
0,1 kg
l2 :
0,215 m
Ditanya :
F2 = ...?
δL2 = ...?
k2 = ...?
Jawab :
F2 = (m2-m0)
g
= (0,1-0) 9,8
= 0,1.9,8
=0,98 N
δL2 = l2-l0
=
0,215-0,12
= 0,095 m
k2 = /m
Jadi, dari data kedua untuk pegas A kita
mendapatkan 10,32 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
3. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,12 m
m3 :
0,15 kg
l3 :
0,313 m
Ditanya :
F3 = ...?
δL3 = ...?
k3 = ...?
Jawab :
F3 = (m3-m0)
g
= (0,15-0)
9,8
= 0,15.9,8
=1,47 N
δL3 = l3-l0
=
0,313-0,12
= 0,193 m
K3 = /m
Jadi, dari data ketiga untuk pegas A kita
mendapatkan 7,62 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
B. Menentukan Konstanta Pegas Rata-rata
Diketahui :
k1 = 70 N/m
k2 = 10,3 N/m
k3 = 7,6 N/m
n = 3
Ditanya :
Jawab :
n
=
k1 + k2 + k3
n
= 70 + 10,3 + 7,6
3
= 29,3 N/m
Jadi,
nilai konstanta pegas rata-ratanya adalah 29,3 N/m.
C. Menentukan
Nilai Standar Deviasi (SD)
No
|
ki
(N/m)
|
(N/m)
|
ki-
(N/m)
|
(ki-
(N2/m2)
|
1
|
70
|
29,3
|
40,7
|
1656,49
|
2
|
10,3
|
-19
|
361
|
|
3
|
7,6
|
-21,7
|
470,89
|
|
|
i –
|
Diketahui :
i – k)2=2488,38 N2/m2
n = 3
Ditanya :
SD = ...?
Jawab :
SD = 2
n-1
=
=
= 35,27 N2/m2
Jadi, nilai standar deviasi untuk tabel pertama pegas A adalah
35,27 N2/m2.
D.
Menghitung Nilai Rentang Pengukuran (NP)
Diketahui :
SD = 35,27N2/m2
Ditanya :
NP = ...?
Jawab :
NP = k ± SD
NP1 = 29,3 – 35,27 = -5,97
NP2 = 29,3 + 35,27 = 64,57
Jadi, nilai rentang pengukuran untuk data pada tabel pertama pegas
A adalah -5,97 sampai dengan 64,57.
E.
Menentukan Persentase Kesalahan Relatif (% KR)
Diketahui :
SD = 35,27N2/m2
Ditanya :
%KR = ...?
Jawab :
%KR = x 100%
= x 100%
= 1,20 %
Jadi, persentase kesalahan relatif adalah 1,20 %.
F.
Menentukan Persentase Keberhasilan Praktikum (% KP)
Diketahui :
% KR = 1,20 %
Ditanya :
% KP = ...?
Jawab :
%KP = 100% - % KR
= 100% -
1,20%
= 98,80 %
Jadi, nilai persentase keberhasilan praktikum adalah 98,80 %.
2.
Untuk Pegas B
A.
Menentukan Konstanta Pegas
1. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,116 m
m1 :
0,05 kg
l1 :
0,166 m
Ditanya :
F1 = ...?
δL1 = ...?
k1 = ...?
Jawab :
F1 = (m1-m0)
g
= (0,05-0)
9,8
= 0,05.9,8
=0,49 N
δL1 = l1-l0
=
0,127-0,116
= 0,05 m
k1 =
= = 9,8 N/m
Jadi, dari data pertama untuk pegas B kita
mendapatkan 9,8 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
2. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,116 m
m2 :
0,1 kg
l2 :
0,205 m
Ditanya :
F2 = ...?
δL2 = ...?
k2 = ...?
Jawab :
F2 = (m2-m0)
g
= (0,1-0) 9,8
= 0,1.9,8
=0,98 N
δL2 = l2-l0
=
0,205-0,116
= 0,089 m
k2 =
= = 11,01 N/m
Jadi, dari data kedua untuk pegas B kita mendapatkan
11,01 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
3. Diketahui :
m0 :
0 kg
g :
9,8 m/s2
l0 :
0,116 m
m3 :
0,15 kg
l3 :
0,358 m
Ditanya :
F3 = ...?
δL3 = ...?
k3 = ...?
Jawab :
F3 = (m3-m0)
g
= (0,15-0)
9,8
= 0,15.9,8
=1,47 N
δL3 = l3-l0
=
0,358-0,116
= 0,242 m
k3 =
= = 6,07 N/m
Jadi, dari data ketiga untuk pegas B kita
mendapatkan 6,07 N/m sebagai nilai konstanta pegasnya.
B. Menentukan Konstanta Pegas Rata-rata
Diketahui :
k1 : 9,8 N/m
k2 : 11,01 N/m
k3 : 6,07 N/m
n : 3
Ditanya :
Jawab :
n
=
k1 + k2 + k3
n
=
9,8 + 11,01 + 6,07
3
=
8,96 N/m
Jadi,
nilai konstanta pegas rata-ratanya adalah 8,96 N/m.
C.
Menentukan Nilai Standar Deviasi (SD)
No
|
ki
(N/m)
|
(N/m)
|
ki-
(N/m)
|
(ki-
(N2/m2)
|
1
|
9,8
|
8,96
|
0,84
|
0,7056
|
2
|
11,01
|
2,05
|
4,2025
|
|
3
|
6,07
|
-2,89
|
8,3521
|
|
|
i –
|
Diketahui :
i – k)2=13,2602 N2/m2
n = 3
Ditanya :
SD = ...?
Jawab :
SD = 2
n-1
=
=
= 2,58 N2/m2
Jadi, nilai standar deviasi untuk tabel kedua pegas B adalah 2,58 N2/m2.
D.
Menghitung Nilai Pengukuran
(NP)
Diketahui :
SD = 2,58 N2/m2
Ditanya :
NP = ...?
Jawab :
NP = k ± SD
NP1 = 8,96 –
2,58 = 6,38
NP2 = 8,96 +
2,58 = 11,54
Jadi, nilai rentang pengukuran untuk data pada tabel kedua pegas B
adalah 6,38 sampai dengan 11,54.
E.
Menentukan Persentase
Kesalahan Relatif (% KR)
Diketahui :
SD = 2,58 N2/m2
Ditanya :
%KR = ...?
Jawab :
%KR = x 100%
= x 100%
= 0,29 %
Jadi,
persentase kesalahan relatif adalah 0,29 %.
F.
Menentukan Persentase
Keberhasilan Praktikum (% KP)
Diketahui :
% KR = 0,29 %
Ditanya :
% KP = ...?
Jawab :
%KP = 100% - % KR
= 100% - 0,29%
= 99,71 %
Jadi, nilai persentase keberhasilan praktikum
adalah 99,71 %.
G.
Pembahasan
Seperti kita ketahui benda-benda yang dapat berubah bentuk adalah
Zat cair dan gas.Tetapi sebenarnya zat padatpun dapat berubah bentuk bila benda
dapat mengalami gaya luar.Jadi berbeda denganbenda tegar(rigit), Adalah benda
yang tidak dapat berubah bentuk bila gaya luar bekerja padanya.Benda tegar yang
tidak dapat berubah bentuk adalah benda
yang ideal , yang tak ada di alam ini.
Seperti halnya percobaan yang kita lakukan pada
Jumat,25 November 2011. Pada percobaan tersebut
kita diharapkan mampu untuk memahami tentang hukum hooke dan dapat mencari nilai ketetapan pegasnya.
Kita menggunakan pegas dan menggantungkan
beban pada obyek yang berupa pegas. Dari pegas yang di gantungkan beban
tersebut kita mengalami efek dari gaya-gaya yang bekerja padanya . Jika benda
diberikan gaya F, maka bentuk benda akan berubah,besarnya perubahan bentuk
benda adalah δx. Dengan persamaan yang didapat adalah:
F = k δx
Disini F
menyatakan gaya yang menarik benda,
merupakan pertambahan panjang, dan k adalah konstanta sifat benda. Pertambahan
pnjang pegas di pengaruhi juga oleh gaya
grafitasi dengan Fg=m.g. Sehingga panjang pegas bertambah karena
pengaruh berat benda tersebut.
Untuk mengembalikan benda kebentuk
asalnya disebut dengan tegangan. Tegangan merupakan besaran yang berbanding
lurus dengan gaya penyebabnya. Tegangan diberikan oleh materi dan regangan yang
menggapi materi tersebut. Dari percobaan tersebut kata menggantungkan pegas
pada statif dan menggantungkan beban pada pegas tersebut. Kemudian kita dapat
mencari nilai ketetapan pegasnya. Pegas diberi beban sehingga pegas dalam
keadaan berdeformasi. Keadaan terebut pegas dalam keadan tegang. Gaya untuk
mengembalikan pegas kebentuk aslinya ini yang disebt dengan tegangan dan pada
saat itu gaya lain menanggapi keadaan tegang tersebut. Gaya lain ini disebut
dengan regangan sifat-sifat benda yang elastik sempurna adalah:
1. Regangan selalu sama untuk tegangan tertentu .
2. Regangan hilang sama sekali jika gaya penyebab
deformasi dihilangkan.
3. Untuk mempertahankan regangan haruslah
tegangan dibuat tetap.
Dalam limit(batas)ealastik suatu benda ,
tegangan berbanding lurus dengan regangan.Hubungan regangan dan tegangan dapat
dijumpai dalam peristiwa:
a. Pertambahan panjang dari pegas dengan gaya
yang menyebabkanya.
b. Pelenturan balok dengan beban.
c. Puntiran pada kawat dengan kopel yang bekerja.
Dari
hasil praktikum yang kami lakukan, kami mendapatkan nilai persentase kesalahan relatif
sebesar 1,20 % untuk pegas A dan nilai persentase kesalahan relatif untuk pegas
B sebesar 0,29 %. Sedangkan persentase keberhasilan praktikum untuk pegas A
sebesar 98,80 % dan persentase keberhasilan praktikum untuk pegas B sebesar
99,71 %. Itu artinya, praktikum yang kami lakukan telah berhasil walaupun masih
ada tingkat kesalahan relatif yang masih minim. Kami harus dapat teliti lagi
dalam melakukan perhitungan.
H.
Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa:
a. Hukum
Hooke ternyata berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi sampai tulang;
b. Jika
gaya yang diberikan terlalu besar, benda meregang sangat besar dan akhirnya
patah;
c. Regangan
suatu pegas haruslah sama dengan tegangan pegas yang dibuat agar pegas dapat
menarik beban yang ditentukan;
d. Tingkat
persentase kesalahan relatif untuk pegas A adalah 1,20 %;
e. Tingkat
persentase kesalahan relatif untuk pegas B adalah 0,29 %;
f. Tingkat
persentase keberhasilan praktikum untuk pegas A adalah 98,80 %;
g. Tingkat
persentase keberhasilan praktikum untuk pegas B adalah 99,71 %.
Langganan:
Postingan (Atom)